Gibran Tampar Gubernur Genit Sundul Langit yang Bicara 2024

Jika ada pepatah yang mengatakan, "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" mungkin kiranya tepat buat menggambarkan sosok Gibran Rakabuming Raka salah satu Wali Kota muda di Indonesia ini dengan kiprah bapaknya Presiden Jokowi.

Seolah Gibran ini tak ambil peduli dengan euforia para tokoh terutama para Gubernur yang genitnya sundul langit seolah para kepala daerah yang sudah sangat berbuat banyak buat warganya. Padahal prestasi mereka semuanya rata-rata biasa saja tak ada yang istimewa. Hanya menang nama dan dukungan para relawan yang militan.
Gibran Tampar Gubernur Genit Sundul Langit yang Bicara 2024
Nah, Gibran ini beda dia cuek saja seolah itu hal yang lumrah. Terlebih dirinya benar-benar memposisikan diri sebagai kelapa daerah sekelas Wali Kota yang sebetulnya secara politik tak kalah moncer. Pasalnya banyak negara lain yang presidennya berangkat dari Wali Kota bukan seorang Gubernur.
 
Akan tetapi mungkin Gibran Rakabuming dipandang masih baru. Praktis kepemimpinannya sebagai Wali Kota Solo baru menginjak 7 bulan. Tentu saja ini waktu yang relative massih baru untuk ukuran sebuah jabatan dalam pemerintahan.

Tapi tunggu dulu, kendati masih terbilang seumur jagung tapi gebrakan Gibran untuk warga Solo selama pandemi berlangsung tak perlu diragukan lagi.

Seperti yang kita ketahui, ada 3 Gubermur atau kepala daerah yang teramat pede, kerap menyebut dan disebut menjadi calon presiden pengganti presiden Jokowi. Seakan mereka itu pantas menduduki kursi presiden RI.

Ada sosok Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat yang sudah dengan secara terang benderang siap nyapres saat forum PAN di Bali, kemudian ada Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta juga tak jauh beda di tempat yang sama, bahkan relawannya sudah deklarasi pula.

Dan yang tak kelah seru juga ada Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, kendati dari mulutnya belum pernah terucap mau nyapres tapi relawannya jauh hari sudah deklarasi di mana-mana bahkan sampai mancanegara pun ada.

Belum tokoh-tokoh lain sekelas menteri dan ketua umum partai politik juga tak kalah genitnya. Pokoknya merasa paling berhak menjadi presiden RI.

Kita tinggalkan sejenak mereka yang genit sundul langit. Kita bicarakan kiprah Gibran yang tak kalah sengit. Pepatah di atas rasanya pas jika kita sandingkan Gibran dan Jokowi. Gibran itu nampak di dalam otak dan benaknya adalah kerja melayani rakyatnya.

Prestasi bapaknya di Solo saat menjabat sebagai "The Spirit of Java" rupanya tak hanya slogan semata. Tapi di tangan Gibran spirit itu harus benar-benar nyata dalam derap langkah kehidupan yang dituntut percepatan di era digitilisasi saat ini.

Setelah gebrakan mewadahi ribuan atau tepatnya 10.000 UMKM dibantu dipasarkan melalui kampus UMKM dan e-commerce kini Gibran mulai menyasar para pedagang tradisional yang berada di Solo. Dan gebrakan serta terobosan bidang lain.

Kini ada 44 pasar tradisional yang disiapkan Gibran untuk melakukan proses jual beli dengan transaksi non tunai atau digitalisasi.

Gebrakan ini tentu saja keren. Sejalan dengan perkembangan jaman. Para bakul tradisional itu dipaksa harus melek tekhnologi terkini. Terobosan ini saya rasa sangat membantu para bakul atau pedagang menghadapi persaingan di dunia international.

Jika seorang Gibran yang nota bene Wali Kota saja sudah berpikiran jauh ke depan bagaimana dengan kepala daerah lainnya? Bahkan para Gubernur itu? Selain benak dan otaknya sibuk cari perhatian copras-capres apa yang dilakukan untuk warganya?

Apa yang dilakukan oleh Gibran tak bisa dibilang sederhana tapi luar biasa. Tak mudah bagi warga awam terutama para pedagang tradisional mudah mengenal tekhnologi terkini. Tapi buat Gibran tak ada yang sulit. Sebab jika tidak dipaksa akan tergilas dengan perubahan jaman dan kasihan para pedagang tradisonal akan kian ketinggalan dan tergilas oleh perubahan itu sendiri.

Halo para Gubernur yang terhormat? Apakah ada gebrakan serupa di wilayah Anda?

Dihadapan awak media, Anak Presiden Joko Widodo ini menjelaskan, sudah ada 44 pasar tradisional yang disiapkan untuk onboarding termasuk pasar baru, yakni Pasar Legi dan Purwasari.
"Kalau di Solo ada 44 pasar tradisional. Kita sedang membangun Pasar Legi dan Pasar Purwasari. Jadi ini pasar baru, ini kita siapkan untuk mempersiapkan diri untuk digitalisasi," kata Gibran dalam konferensi pers Grab OVO Patriot, Kamis (21/10/2021).
Gibran menuturkan, penerapan digitalisasi di pasar tradisional ini untuk memudahkan para penjual. Dengan digitalisasi, seluruh pengeluaran dan pemasukan menjadi terdata.

Penjual pun tidak perlu menyiapkan uang kembalian saat terjadi transaksi jual-beli. Dia ingin para penjual dan pembeli terbiasa dengan perubahan baru, utamanya penetrasi digital yang makin marak karena pandemi Covid-19. Pandemi, kata Gibran, memaksa setiap UMKM untuk go digital.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Gibran bekerja sama dengan Grab dan OVO. Sejalan dengan itu, startup yang beroperasi di Indonesia ini meluncurkan Program Akselerasi Transaksi Online Pemerintah (Patriot).

Patriot merupakan sebuah program jangkar dalam mendukung Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang dicanangkan presiden untuk mengakselerasi transaksi digital dalam ekosistem terintegrasi.

Nah, sebuah langkah sederhana tapi luar biasa. Gibran menyadari di pundaknya Kota Solo akan selalu menjadi pusat perhatian. Dan itu harus dibuktikan tak hanya seremonial belaka.

Bagaimana menurut Anda?

Demikian, salam

source: https://seword.com/politik/gibran-tampar-gubernur-genit-sundul-langit-yang-oBeEidVGLO?fbclid=IwAR0Yv9mF3sE8J7GXsm26uxcGKav8mOFCkMI-xbpukpsyk7WyRjpfNVpB7SY

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel