(R.I.P Haji Lulung) Ahok Sudah Maafkan, Haji Lulung Bisa Meninggal Dengan Tenang

Sebagai orang Indonesia penulis menyadari bahwa sejahat apapun seseorang ketika hidup, namun ketika beliau wafat maka kita harus turut berduka cita dan mengucapkan belasungkawa. Tapi hari ini penulis menjadi bingung dengan pikiran penulis sendiri setelah wafatnya Haji Lulung, seorang kepala preman Tanah Abang yang sangat semangat menjatuhkan Ahok.
Sejauh ini jujur saja penulis cuma bisa tulus berkata "turut berduka cita buat keluarga yang ditinggalkan", tapi untuk kematian Haji Lulung sendiri? penulis merasa bingung antara harus turut sedih atau bahagia. Apakah penulis jahat? bisa jadi!!

Tapi jujur ini adalah perasaan yang muncul otomatis dari dalam hati penulis, jadi kalau sekiranya perasaan penulis ini salah setidaknya penulis tidak bersikap munafik dan karenanya memohon ampunan dari yang maha kuasa atas semua ini.
 
Tidak ada orang sakti di dunia ini, karena itu hati-hati dengan perkataan kita. Jangan kita merasa sebagai orang sakti yang meludah saja bisa jadi uang. Jangan pula kita zalim kepada orang lain, hanya karena kita kepala preman dan menganggap diri adalah umat yang paling benar.

Karma itu nyata, dia tidak memandang agama, status sosial, kepala preman atau bukan. Kematian itu adalah keniscayaan, semua orang akan meninggal, yang jadi pertanyaan legacy apa yang akan kita tinggalkan ketika kita sudah meninggal?

Apakah sebagai kepala preman yang suka memeras banyak pihak? Ataukah sebagai orang zalim yang melampiaskan kebencian karena kekuasaan?

Baru saja kabar dukacita..Ketua DPW PPP DKI abanda Haji Lulung Meninggal Dunia pada Selasa, 14 Desember 2021 Jam 10.51 WIB di RS.Harapan Kita," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Selalu ada setitik harapan di antara berjuta dukacita. Kematian Haji Lulung menjadi duka bagi mereka yang ditinggalkan, dan bisa menjadi contoh buat masyarakat Indonesia bagaimana agar kita tidak zalim kepada siapapun. Khususnya bagi mereka yang selalu mengikuti berita politik saat Ahok masih menjabat sebagai gubernur.

Kasus UPS adalah bukti bagaimana Lulung bersedia melakukan fitnah untuk menjatuhkan Ahok. Lulung juga memastikan Ahok akan kalah oleh Anies menggunakan politik agama. Memang pada akhirnya Ahok kalah, tapi kekalahan Ahok lah yang pada akhirnya membawa karma bagi mereka-mereka yang zalim terhadapnya.

Kalau sekali dua kali sih masih bisa dianggap kebetulan, tapi kalau terjadi berulang kali dan berkelanjutan, maka itu adalah konspirasi yang terstruktur, sistematis dan masif dari alam semesta. Padahal baru saja kita ditinggalkan oleh putra Arifin Ilham, ulama yang melakukan syukuran saat Ahok masuk penjara.

"Mohon maaf atas segala salah dan dosanya selama pergaulannya semasa hidupnya. Mohon alfatihah nya. Semoga Allah SWT berikan yang terbaik diterima segala amal ibadahnya. Dan Husnul Khotimah. Amin," ucap Baidowi.

Kita tidak bisa menghakimi Haji Lulung sepenuhnya, kita tidak pernah tahu apakah di akhir hembusan nafasnya beliau mengucapkan taubat atas semua kesalahan yang telah dia buat. Namun kita harus paham, kalau memaafkan itu tidak menghilangkan prinsip keadilan dari sang maha kuasa, Lulung tetap mendapatkan karmanya di dunia.

Kabar baiknya, Ahok sebagai orang yang pernah dizalimi oleh Lulung sudah memaafkan Lulung. Ahok sempat berdoa untuk kesembuhan haji Lulung saat ditanyai mengenai kabarnya.

Sudah tidak ada dendam di hati Ahok, tapi seperti penulis katakan, memaafkan tidak menghilangkan prinsip keadilan. Walaupun Ahok sudah memaafkan, tapi karma atas perbuatan terhadap Ahok tetap terjadi pada Haji Lulung.

Tapi apakah artinya memaafkan itu tidak berguna? Memaafkan tetap berguna, karena dapat membersihkan hati kita dari sampah-sampah kebencian. Sampah ini bisa merusak jiwa kita, bahkan raga kita bisa hancur ketika menyimpan kebencian dalam hati.

Bisa stress, daya tahan tubuh berkurang, bahkan bisa menyebabkan penyakit hati atau kanker. Jadi memaafkan tetap berguna bagi kita yang memaafkan. Bagi yang meminta maaf, permintaan maaf yang tulus dapat membuat orang tersebut ikhlas ketika mendapatkan didikan dari sang maha kuasa, ketika karma atas perbuatannya menghampiri.

Jadi di akhir artikel penulis mengajak mari kita melupakan apa keburukan yang sudah haji Lulung lakukan. Tapi marilah jadikan karma yang menimpa haji Lulung sebagai pelajaran, bahwa tidak ada orang sakti di dunia ini, walaupun sanggup meludah ke tanah jadi uang.

Pada akhirnya semua tidak ada yang abadi, semua kembali kepada sang maha pencipta. Yang terpenting, karena Ahok sudah memaafkan, haji Lulung bisa beristirahat dengan tenang. Begitulah Kura-Kura.

Sumber :

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/14/11223071/haji-lulung-meninggal-dunia-di-rs-harapan-kita

disalin dari sumber: https://seword.com/politik/rip-haji-lulung-ahok-sudah-maafkan-haji-pzoKSTV3Cz dengan judul"(R.I.P Haji Lulung) Ahok Sudah Maafkan, Haji Lulung Bisa Meninggal Dengan Tenang"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel