Jokowi Skakmat Anwar Abbas Yang Makin Tak Tahu Diri

Jokowi yang biasanya kalem dan tenang terkadang bisa habis kesabarannya. Wajar, kesabaran orang ada batasnya. Sesekali Jokowi juga bisa meledak dan berapi-api saat berpidato.

Dan di Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI, Jokowi menunjukkan hal yang tidak biasa.
Jokowi sengaja tidak membaca bahan sambutan yang sudah disiapkan di acara tersebut. Jokowi memilih menjawab kritik dari Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas yang disampaikan di sambutan sebelum dirinya.

Salah satunya terkait kesenjangan sosial hingga soal pertanahan. "Dalam bidang pertanahan, indeks gini kita sangat memprihatikan 0,59. Artinya, 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini," kata Anwar.

Jokowi melakukan sesuatu yang tidak biasa, yaitu menjawab langsung ucapan Anwar Abbas.

"Tadi saya disiapkan bahan sambutan seperti ini banyaknya. Tapi, setelah saya mendengar tadi Dr Buya Anwar Abbas menyampaikan, saya nggak jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh Dr Buya Anwar Abbas. Akan lebih baik menurut saya di dalam forum yang sangat baik ini," kata Jokowi.

"Yang pertama yang berkaitan dengan lahan, dengan tanah. Penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul. Tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab. Harus saya jawab. Dan kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta dari yang ingin kita bagi," ujar Jokowi.

"Dan saat ini kita sudah memiliki bank tanah. Akan kita lihat HGU, HGB yang ditelantarkan semuanya. Mungkin insyaallah bulan ini sudah saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai untuk saya cabut satu per satu. Yang ditelantarkan. Karena banyak sekali. Konsesinya diberikan, sudah lebih 20 tahun, lebih 30 tahun tapi tidak diapa-apakan. Sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain-lain," kata Jokowi.

Terkait kesenjangan, Jokowi menegaskan selalu memikirkan upaya mengurangi kesenjangan karena dirinya pernah menjadi orang susah.

"Ya saya juga, dipikir saya nggak kepikiran? Gini ratio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran Bapak-Ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya nggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah. Saya merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak susah memang," kata Jokowi.
 
Beginilah kalau orang dengki terus menerus menyalahkan orang lain atas kejadian yang sudah lama terjadi.

Penguasaan tanah yang lakukan siapa? Yang pasti bukan Jokowi. Lantas kenapa protesnya ke Jokowi. Jokowi sudah berusaha membenahi boroknya negeri ini satu per satu, perlahan-lahan. Tidak mudah memang, karena ini sudah mengakar kuat selama puluhan tahun akibat pemerintahan sebelumnya yang kurang becus mengurus negeri ini.

Contoh paling nyata adalah persoalan reklamasi di Jakarta. Itu sudah dimulai sejak era Soeharto, berlanjut sampai sekarang. Tapi baru sekarang diributkan seolah mau kiamat. Kesannya, yang salah adalah pemerintah sekarang. Apalagi gubernur tak becus seiman itu, yang mempolitisasi seenak jidatnya demi nafsu politiknya.

Kenapa tidak salahkan pemerintah sebelumnya? Kenapa malah salahkan pemerintah saat ini yang sebenarnya sedang membenahi persoalan di negeri ini? Bukankah ini namanya politisasi kalau tidak mau disebut sedang melampiaskan hati dengki dan busuk?

Begitu juga soal penguasaan SDA oleh asing, sudah terjadi puluhan tahun, tapi pemerintah sekarang yang diributkan, dengan narasi NKRI digadaikan ke asing dan aseng. Padahal Jokowi yang merebut kembali penguasaan strategis SDA kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Gak sekalian salahkan Jokowi soal otoriter zaman dulu di mana kalau kita mengkritik presiden dan maki-maki, besoknya bakal lenyap tak berbekas?

Saya tak paham kenapa Anwar Abbas ini makin tua makin tak tahu diri. Lucunya lagi, acaranya apa, bahasnya entah apa. Kalau bukan dengki, lantas apa namanya?

Bayangkan Jokowi yang terkenal sabar aja sampai harus melewati kata sambutan demi meladeni koar-koar seorang pak tua tak tahu diri. Dasar tak tahu diri.

Bagaimana menurut Anda?

https://news.detik.com/berita/d-5849529/jokowi-jawab-anwar-abbas-soal-kesenjangan-jangan-dipikir-saya-tak-kepikiran.

https://news.detik.com/berita/d-5850129/faldo-jelaskan-soal-jokowi-jawab-langsung-kritik-anwar-abbas-di-acara-mui.

disalin dari sumber: Jokowi yang biasanya kalem dan tenang terkadang bisa habis kesabarannya. Wajar, kesabaran orang ada batasnya. Sesekali Jokowi juga bisa meledak dan berapi-api saat berpidato.

Dan di Kongres Ekonomi Umat Islam II MUI, Jokowi menunjukkan hal yang tidak biasa.

Jokowi sengaja tidak membaca bahan sambutan yang sudah disiapkan di acara tersebut. Jokowi memilih menjawab kritik dari Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas yang disampaikan di sambutan sebelum dirinya.
 
Salah satunya terkait kesenjangan sosial hingga soal pertanahan. "Dalam bidang pertanahan, indeks gini kita sangat memprihatikan 0,59. Artinya, 1 persen penduduk menguasai 59 persen lahan yang ada di negeri ini. Sementara yang jumlahnya 99 persen itu hanya menguasai 41 persen lahan yang ada di negeri ini," kata Anwar.

Jokowi melakukan sesuatu yang tidak biasa, yaitu menjawab langsung ucapan Anwar Abbas.

"Tadi saya disiapkan bahan sambutan seperti ini banyaknya. Tapi, setelah saya mendengar tadi Dr Buya Anwar Abbas menyampaikan, saya nggak jadi juga pegang ini. Saya akan jawab apa yang sudah disampaikan oleh Dr Buya Anwar Abbas. Akan lebih baik menurut saya di dalam forum yang sangat baik ini," kata Jokowi.

"Yang pertama yang berkaitan dengan lahan, dengan tanah. Penguasaan lahan, penguasaan tanah. Apa yang disampaikan oleh Buya betul. Tapi bukan saya yang membagi. Ya harus saya jawab. Harus saya jawab. Dan kita sekarang ini dalam proses mendistribusi reforma agraria yang target kita sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta dari yang ingin kita bagi," ujar Jokowi.

"Dan saat ini kita sudah memiliki bank tanah. Akan kita lihat HGU, HGB yang ditelantarkan semuanya. Mungkin insyaallah bulan ini sudah saya mulai atau mungkin bulan depan akan saya mulai untuk saya cabut satu per satu. Yang ditelantarkan. Karena banyak sekali. Konsesinya diberikan, sudah lebih 20 tahun, lebih 30 tahun tapi tidak diapa-apakan. Sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain-lain," kata Jokowi.

Terkait kesenjangan, Jokowi menegaskan selalu memikirkan upaya mengurangi kesenjangan karena dirinya pernah menjadi orang susah.

"Ya saya juga, dipikir saya nggak kepikiran? Gini ratio waktu saya masuk 0,41 lebih. Kepikiran Bapak-Ibu sekalian. Gap seperti itu kepikiran. Jangan dipikir saya nggak kepikiran. Kepikiran. Karena saya merasakan jadi orang susah. Saya merasakan betul. Dan enak menjadi orang yang tidak susah memang," kata Jokowi.
 
Beginilah kalau orang dengki terus menerus menyalahkan orang lain atas kejadian yang sudah lama terjadi.

Penguasaan tanah yang lakukan siapa? Yang pasti bukan Jokowi. Lantas kenapa protesnya ke Jokowi. Jokowi sudah berusaha membenahi boroknya negeri ini satu per satu, perlahan-lahan. Tidak mudah memang, karena ini sudah mengakar kuat selama puluhan tahun akibat pemerintahan sebelumnya yang kurang becus mengurus negeri ini.

Contoh paling nyata adalah persoalan reklamasi di Jakarta. Itu sudah dimulai sejak era Soeharto, berlanjut sampai sekarang. Tapi baru sekarang diributkan seolah mau kiamat. Kesannya, yang salah adalah pemerintah sekarang. Apalagi gubernur tak becus seiman itu, yang mempolitisasi seenak jidatnya demi nafsu politiknya.

Kenapa tidak salahkan pemerintah sebelumnya? Kenapa malah salahkan pemerintah saat ini yang sebenarnya sedang membenahi persoalan di negeri ini? Bukankah ini namanya politisasi kalau tidak mau disebut sedang melampiaskan hati dengki dan busuk?

Begitu juga soal penguasaan SDA oleh asing, sudah terjadi puluhan tahun, tapi pemerintah sekarang yang diributkan, dengan narasi NKRI digadaikan ke asing dan aseng. Padahal Jokowi yang merebut kembali penguasaan strategis SDA kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

Gak sekalian salahkan Jokowi soal otoriter zaman dulu di mana kalau kita mengkritik presiden dan maki-maki, besoknya bakal lenyap tak berbekas?

Saya tak paham kenapa Anwar Abbas ini makin tua makin tak tahu diri. Lucunya lagi, acaranya apa, bahasnya entah apa. Kalau bukan dengki, lantas apa namanya?

Bayangkan Jokowi yang terkenal sabar aja sampai harus melewati kata sambutan demi meladeni koar-koar seorang pak tua tak tahu diri. Dasar tak tahu diri.

Bagaimana menurut Anda?

https://news.detik.com/berita/d-5849529/jokowi-jawab-anwar-abbas-soal-kesenjangan-jangan-dipikir-saya-tak-kepikiran.

https://news.detik.com/berita/d-5850129/faldo-jelaskan-soal-jokowi-jawab-langsung-kritik-anwar-abbas-di-acara-mui.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel