Menurut Logika Said Didu, Dia Dipecat Artinya Jokowi Memecat Diri Sendiri

Baru-baru ini, Jokowi menunjukkan kekesalannya terhadap BUMN. Jokowi lantas memberikan beberapa arahan kepada Menteri BUMN Erick Thohir. Salah satu arahannya adalahuntuk tidak memanjakan BUMN yang sakit dengan penyertaan modal negara (PMN).

Jokowi mengatakan, sudah sejak 7 tahun lalu, dirinya menginstruksikan untuk menggabungkan, mengkonsolidasikan, dan mereorganisasi BUMN yang dinilai saat itu sudah sangat terlalu banyak. Dulu ada 108 BUMN, sekarang sudah dirampingkan menjadi 41 BUMN.

Yang membuat Jokowi kesal adalah BUMN yang manja. Dia tidak ingin BUMN Indonesia manja yang ketika ada persoalan keuangan, perusahaan langsung minta suntikan dana segar dari APBN.

Suntikan tersebut diberikan melalui PMN yang mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya. "Kalau yang lalu-lalu, BUMN-BUMN terlalu keseringan kita proteksi, sakit tambahi PMN, sakit suntik PMN. Maaf, terlalu enak sekali. dan akhirnya itu yang mengurangi nilai-nilai (core value) yang tadi saya sampaikan," kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan, BUMN terlalu sering dilindungi pemerintah, sehingga perusahaan-perusahaan BUMN banyak yang tak berani mengambil risiko keuangan dan berkompetisi.

Jokowi lantas meminta Erick Thohir untuk tidak lagi memberikan proteksi bagi BUMN.

"Tidak ada lagi yang namanya proteksi-proteksi, sudah lupakan Pak Menteri yang namanya proteksi-proteksi," kata Jokowi.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu merasa lucu dengan 'amukan' Jokowi pada menteri karena BUMN terus merugi.

Said Didu menilai Jokowi hanya memarahi dirinya sendiri. "Istilah saya bapak presiden itu sering sekali memarahi dirinya sendiri," ungkap Said Didu di Channel Youtube MSD.

Soal PMN, Said Didu menjelaskan kebijakan penambahan modal untuk BUMN tersebut disetujui oleh presiden. PMN tersebut merupakan usulan dari presiden ke DPR. Dia menganalogikan, pemberian PMN seperti orang tua menyuruh anaknya membeli sesuatu. Tapi, setelah beli, sang anak malah dimarahi.
 
Ya namanya memberi sekali dua kali tidak masalah. Tapi kalau terus memberi tanpa ada manfaat, lebih baik tidak usah bukan? Saya sendiri sangat bingung dengan beberapa BUMN di negeri ini. Banyak yang monopoli usaha, artinya tidak ada saingan. Ibarat kalian buka usaha ayam goreng, tapi cuma kalian sendiri yang jual, tanpa saingan. Tapi bisa rugi, aneh tidak? Apakah orang-orang di dalamnya tidak kompeten, atau ada politik di dalamnya atau masalah apa, kita tak tahu persis. Yang jelas, aneh.

Logika awam saya begini. Mungkin mereka merasa, perusahaan BUMN tidak akan kolaps, karena pada akhirnya akan dibantu pemerintah melalui suntikan dana segar. Makanya mereka jadi manja, tidak bertumbuh dan begitu-begitu saja. Mereka sudah percaya, pada akhirnya, pemerintah akan selamatkan mereka. Tak perlu khawatirkan apa pun. Kalau begini pola pikirnya, pantas banyak yang merugi.

Makanya kekesalan Jokowi wajar. BUMN terlalu manja, dikit-dikit suntik dana. Bukannya beri kontribusi, malah bikin pusing karena harus keluarkan anggaran lagi. Coba kalian cek di Google, berapa banyak BUMN yang bermasalah, berapa banyak yang rugi. Aneh, kan?

Kita kembali ke Said Didu.

Said Didu pernah dipecat dari jabatannya sebagai Komisaris PT Bukit Asam pada era Menteri BUMN Rini Soemarno. Said Didu juga pernah dipecat dari jabtan Komisaris PT Merpati Nusantara Airlines pada era Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Nah, apakah Said Didu mau ngomong, saat dirinya dipecat itu sama dengan presiden memecat dirinya sendiri? Sebelum dipecat, pasti akan ada evaluasi kinerja, dan tentunya Said Didu tidak memuaskan sehingga harus diberhentikan. Apakah presiden memarahi dirinya sendiri? Lucu sekali ah.

Ini logika yang tidak nyambung. Pantas cara berpikirnya masih limited dan sempit. Masih mengandalkan memori masa lalu yang penuh dengan luka akibat dipecat berulang kali.

Mirip lah kayak anak, disayang tapi kalau nakal harus diberi sanksi tegas.

Semakin jelas kalau pola pikir orang mantan pecatan itu rada-rada aneh. Jokowi marah karena anak buah tak becus malah disebut memarahi diri sendiri. Apakah Didu tak paham soal manajemen? Masa Jokowi sewaktu Didu dipecat mengatakan kepada publik bahwa dia memecat dirinya sendiri dan Didu yang keluar? Analogi kacau balau akibat sakit hati.

Bagaimana menurut Anda?

https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-012818501/jokowi-marahi-menteri-karena-kesal-bumn-merugi-said-didu-aneh-presiden-marahi-diri-sendiri?page=2

https://www.cnbcindonesia.com/market/20211017082842-17-284462/kekesalan-jokowi-meledak-di-labuan-bajo-ini-pemicunya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel