Alasan Sederhana Kenapa AHY dan Puan Maharani “Tidak Layak” Jadi Presiden


Kali ini, penulis akan membahas secara sesederhana mungkin kenapa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Puan Maharani tidak layak menjadi Presiden di Indonesia.

Mari kita mulai dengan AHY…

Banyak anak kecil di Indonesia yang ingin menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), karena bagi mereka TNI itu kelihatan gagah dan berani. TNI itu juga sangat terkenal dengan jiwa nasionalisme yang tinggi. Dan faktanya, AHY mundur dari TNI.
 
AHY bahkan merasa tidak menyesal mundur dari TNI…

"Kalau dianggap menyesal tidak, AHY dianggap salah momentum? Tidak sama sekali," kata AHY. Sumber

Jadi silahkan menilai sendiri bagaimana “kualitas” nasionalisme AHY ini.

Setelah mundur dari TNI, dia lalu terjun ke dunia politik. AHY bahkan menganggap keputusannya terjun ke politik justru sebuah lompatan alias akselerasi.

Ada yang tahu apa “modal” AHY masuk ke dunia politik?

Hanya “mendompleng” nama besar SBY yang memang sudah besar “tubuhnya” karena diet tapi makan 7 kali sehari? Eh…


Mundur dari TNI, lalu maju dalam Pilkada DKI 2017 tapi kalah juga.

Sampai detik ini, penulis tidak tahu kenapa AHY bisa jadi Ketum partai Demokrat periode 2020-2025.

Padahal dalam kepengurusan partai Demokrat periode tahun 2015-2020, nama AHY jelas tidaka ada dalam kepengurusan partai tetapi sekarang malah jadi Ketum Demokrat.

Gimana logikanya, seorang pemuda yang namanya tidak ada dalam kepengurusan partai periode sebelumnya lalu tiba-tiba bisa jadi Ketum partai untuk periode saat ini? Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kader Demokrat senior melihat hal ini???

Dulu, setelah Anas Urbaningrum mundur dari Ketum Demokrat, SBY terpilih sebagai Ketum partai secara aklamasi, sekarang AHY terpilih sebagai Ketum partai secara aklamasi lagi.


Sebagai orang awam pasti sudah sangat paham kenapa AHY bisa jadi Ketum partai menggantikan SBY (ayahnya sendiri). Seandainya AHY bukan anak SBY, apakah dia bisa jadi Ketua Umum partai?

Jika dilihat dari kepengurusan partai Demokrat periode 2020-2025, AHY menjabat sebagai Ketum Demokrat, Ibas jadi salah satu wakil Ketum Demokrat dan AHY menunjuk ayahnya sendiri (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi partai Demokrat.


Hmmmm, Ketua Majelis partai adalah bapak, Ketum partai anak, salah satu Wakil Ketum partai anaknya juga. Tidak heran jika SBY dulu sampai turun gunung membela anaknya eh partainya. Ops… Ada yang nyeletuk, masa sih AHY tidak punya kelebihan, pasti ada!

Silahkan perhatikan wajah AHY dulu dan sekarang, ternyata benar ada “kelebihan” sekarang berkumis dan memiliki brewok. Ternyata obat penumbuh bulu tersebut mujarab!


Lalu, bagaimana denga Puan Maharani?

Dari beberapa anggota keluarga Presiden Soekarno, Ibu Megawati jelas sangat kelihatan menonjol diantara yang lainnya. Beliau memiliki aura seperti ayahnya Bung Karno. Tidak heran ketika beliau pidato, kita merinding mendengarnya seperti ada rasa bergejolak dalam jiwa kita.

Tapi, aura ini tidak mengalir ke anak beliau bernama Puan Maharani. Jika kita melihat Puan berpidato ya sama saja seperti orang lain, tidak ada rasa wah-nya seperti saat Ibu Megawati berpidato. Tidak ada rasa bergejolak dalam tubuh kita ketika mendengar Puan Maharani berpidato.

Sampai detik ini penulis juga tidak tahu apa prestasi yang bisa “dibanggakan” dari seorang Puan Maharani?

Sekarang, bukan zamannya “mendompleng” nama besar orang tua tetapi setiap kita harus memiliki prestasi yang bisa “dijual” ke masyarakat.

Baik AHY maupun Puan Maharani keduanya dikenal “hanya” karena orang tuanya, bukan?

Keduanya juga tidak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan yang membuat mereka layak menjadi Presiden di Indonesia.

Coba tanyakan pada diri kita masing-masing, apa yang mau kita “sombongkan” dari AHY dan Puan Maharani kepada rakyat sehingga rakyat mau memilih mereka jadi Presiden di Indonesia?

Jika AHY sekarang memiliki “kelebihan” bulu di wajahnya agar kelihatan dewasa dari usianya, lalu apa kelebihan Puan Maharani yang layak untuk “dijual” kepada masyarakat?

Mungkin “kelebihan” uang sehingga bisa memajang baliho di sepanjang jalan?

Pemimpin itu terjun langsung di masyarakat bukan di baliho…

Bagaimana menurut Anda?

Wassalam,

Nafys Seword

Tulisan sebelumnya https://seword.com/politik/setelah-cuitan-meme-nya-viral-elit-demokrat-ini-jA6ApDEn0i

Tulisan lainnya di https://seword.com/author.nafys
sumber: https://seword.com/politik/alasan-sederhana-kenapa-ahy-dan-puan-maharani-JD9EN2K6uD?fbclid=IwAR3nORp2MJcDMjFTOyuXziZ_HmUkTJoipwMkzwVMU5icnF1KWB73z3z1BpA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel